Dikutip dari laman Engadget, Jumat (10/6/2016), juru bicara Twitter menuturkan celah keamanan itu kemungkinan besar berasal dari malware yang dimiliki penggguna.
Kendati demikian, perusahaan yang dipimpin Jack Dorsey itu mengatakan pihaknya akan tetap membantu melindungi data pengguna.
Untuk itu,Twitter akan melakukan pemeriksaan menyusul adanya kebocoran kata sandi sejumlah pengguna Twitter. Pun demikian, tim keamanan situs microblogging memastikan tak ada pihak yang berhasil menembus sistem mereka.
Malware itu dapat menyimpan username dan password pengguna untuk dikirim ke hacker dari seluruh situs, termasuk Twitter.
Sebelumnya, sebuah akun penjual asal Rusia dengan nama 'Tessa88' mengaku telah memiliki sejumlah data termasuk username, email, dan password dari 32 juta pengguna Twitter. Informasi itu dijual dengan harga 10 bitcoin atu sekitar US$ 6.000 di dark web.
Sejumlah peretas yang diduga berada di balik kebocoran data tersebut diperkirakan juga bertanggung jawab atas peretasan di beberapa platform, termasuk MySpace, LinkedIn, dan Tumblr.